Strategi Bisnis

Strategi Pembelian Berulang yang Bisa Bisnis Anda Terapkan

Strategi Pembelian Berulang

Anda lelah mencari konsumen baru? Bila iya, Anda harus melakukan strategi pembelian berulang (repeat buying strategy). Mau tahu cara melakukan strategi bisnis ini? Simak artikel ini hingga selesai.

Strategi Pembelian Berulang

Agar Tak Lelah Mencari Konsumen Baru

Sebelum membahas strategi pembelian berulang (repeat buying strategy), ada baiknya Anda menyimak kisah berikut :

Tahukah Anda tentang kisah seekor monyet yang menangkap belalang? Alkisah sang monyet memang gemar berburu belalang sebagai salah satu alternatif makan siangnya.

Rupanya siang itu sang monyet sedang beruntung karena belalang sedang banyak-banyaknya di ladang! Lalu dia asyik menangkap satu demi satu belalang itu.

Setiap belalang yang tertangkap kemudian dijepitnya di antara ketiaknya. Barangkali maksudnya agar banyak belalang yang akhirnya dapat dia makan.

Sayang, dia lupa bahwa setiap kali menangkap belalang baru, belalang yang lama lantas terbang karena ketiaknya terbuka. Celakanya, kesialan ini bisa terjadi pula di bisnis (khususnya bisnis kuliner) Anda!

Cari Konsumen Baru Terus, Yang Sudah Ada Diabaikan

Jangan Mengabaikan Konsumen Lama

Hampir serupa dengan kisah sang monyet di atas, beberapa bisnis tampaknya sedang asyik memburu konsumen demi konsumen baru. Keping demi keping rupiah telah masuk ke catatan kas perusahaan.

Angka ratusan bahkan ribuan konsumen dianggap jadi pencapaian bisnis yang susah ditandingi oleh kompetitor. Tapi konsumen-konsumen yang datang ini hanya lewat begitu saja untuk satu transaksi dan tidak pernah kembali lagi.

Bahkan produk-produk baru yang diluncurkan tak pernah menarik minat mereka untuk datang lagi. Parahnya, beberapa pebisnis bahkan tidak menyadari hal ini dan terus saja sibuk mengarahkan pemasarannya untuk mencari konsumen baru yang berikutnya.

Jika selama ini Anda tidak serius memperhatikan dan melayani konsumen lama, maka wajar jika hal-hal tidak menyenangkan ini terjadi pada bisnis Anda :

1. Panen Review Negatif

Saat ini, hampir semua platform interaktif apalagi yang berfungsi sebagai sarana jual beli memperhatikan sekali terkait kepuasan penggunanya. Hal itulah yang mendorong mereka menyediakan kolom :

  • komentar,
  • review, dan
  • penilaian atas performa pelayanan yang mereka dapatkan dari sesama pengguna platform tersebut.

Jika bisnis Anda mendapatkan banyak penilaian negatif dari pembeli maka itu itu sudah jadi tanda. Tanda apa? Tanda bahwa Anda belum memuaskan konsumen Anda dan besar kemungkinan mereka tidak akan kembali lagi.

2. Outlet Kompetitor Lebih Ramai

Studi menunjukkan bahwa 61% konsumen yang kecewa pada bisnis Anda akan beralih ke bisnis dan produk yang ditawarkan oleh kompetitor.

Selama ini Anda hanya bisa gigit jari karena melihat outlet kompetitor selalu lebih ramai. Namun ini bukan selalu berarti Anda kalah kemampuan dalam mendatangkan konsumen baru. Melainkan karena ketidakmampuan Anda dalam menjaga konsumen lama.

3. Budget Pemasaran Lebih Cepat Habis

Ya jelas cepat habis kalau faktanya menunjukkan bahwa mendatangkan konsumen lama itu 5 kali lipat lebih mahal daripada memelihara konsumen lama! Sederhananya, memelihara konsumen lama adalah teknik pemasaran yang jauh lebih efisien.

Perhatikan Juga Konsumen Lama

Jadi, harus lebih serius memperhatikan konsumen lama juga ya? Ya jelas! Anda pasti sudah merasakan sulitnya mengakuisisi konsumen baru setiap saat.

Bahkan meskipun teknologi pemasaran berkembang dengan adanya media sosial dan kekuatan konten, mendapatkan konsumen baru tetaplah tidak sederhana. Dan bahkan, di banyak kasus, menjadikan bisnis berdarah-darah.

Jadi, beberapa data berikut bisa membantu meyakinkan Anda tentang pentingnya memberi perhatian lebih pada pelanggan lama. Dan membuat pelanggan lama tersebut membeli kembali produk Anda atau strategi pembelian berulang (repeat buying strategy).

Berikut datanya :

  • 70% perusahaan mengakui bahwa mempertahankan pelanggan lama itu lebih murah 7 kali lipat daripada mendatangkan pelanggan baru.
  • Tingkat konversi penjualan yang terjadi dari pelanggan lama adalah sebesar kisaran 60 – 70%. Sementara peluang konversi penjualan dari pelanggan baru hanyalah di sebesar kisaran 5 – 20%.
  • Setiap peningkatan retensi pelanggan sebesar 5%, perusahaan mendapatkan peningkatan profitabilitas sebesar 75%.

Strategi Pembelian Berulang

Ide untuk mendekati pelanggan lama memang menuntut sikap proaktif. Dan juga selalu siap sedia untuk menangkap apapun aspirasi mereka yang menjadi indikasi adanya peluang-peluang baru.

Terdengar lebih melelahkan, tapi setelah Anda menjalaninya, ternyata tetap tak seberat mencari pelanggan baru. Yang jelas hasilnya lebih menggembirakan : repeat buying alias pembelian berulang yang terjadi lagi dan lagi.

Sangat menggiurkan bukan strategi pembelian berulang?

Saat Konversi Tak Lagi Hanya Dinanti

Pada dasarnya, jika Anda setuju bahwa era media sosial menuntut brand untuk menjadi lebih personal dalam menjalin hubungan dengan konsumen. Maka Anda sudah berada pada mindset yang tepat mengenai strategi pembelian berulang (repeat buying strategy) ini.

Dengan demikian, Anda akan mengupayakan langkah apapun yang dibutuhkan untuk menjadi lebih dekat dengan mereka. Apa saja contohnya?

a. Peningkatan Kualitas Interaksi

Contoh pengaplikasian strategi pembelian berulang (repeat buying strategy) yang pertama yaitu peningkatan kualitas interaksi. Jika semula interaksi yang terjadi antara Anda dan pelanggan hanya sekadar transaksi di mana “ada uang ada barang”.

Maka untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan lama, Anda harus berupaya lebih dengan :

  • mengucapkan terima kasih,
  • meminta saran dan masukan mereka, dan
  • memberikan mereka info terkait kampanye promo berikutnya.

Posisikan diri Anda sebagai pelanggan. Kira-kira perlakukan seperti apa yang bisa bikin Anda jatuh cinta pada suatu brand dan memutuskan untuk membeli kembali?

Sepanjang daftar yang bisa Anda sebutkan, maka sepanjang itu pula perlakuan yang perlu Anda terapkan pada konsumen Anda.

b. Program Loyalitas

Contoh pengaplikasian strategi pembelian berulang (repeat buying strategy) yang kedua yaitu program loyalitas. Usahakan Anda menyediakan program loyalitas dan memberikan penghargaan pada pelanggan setia.

Anda bisa memberikan hadiah pada pelanggan terbaik Anda dalam bentuk :

  • diskon,
  • penawaran khusus (spesial) yang Anda sesuaikan dengan preferensi mereka,
  • dan sebagainya.

Dengan cara ini, pelanggan jadi makin mengingat brand bisnis Anda sebagai bisnis yang sangat loyal terhadap pelanggan. Ini pun dapat menjadi pendorong yang membuat mereka melakukan transaksi pembelian secara berulang.

c. Jadi Lebih Spesifik dan Tertarget

Contoh pengaplikasian strategi pembelian berulang (repeat buying strategy) yaitu jadi lebih spesifik dan tertarget. Bila Anda melakukan pemasaran produk pada audiens yang kurang tepat, tentu akan mempengaruhi bisnis Anda di kemudian hari.

Maka, penting menyesuaikan strategi pemasaran dengan target audiens, misalnya email marketing. Anda bisa melakukan beberapa hal penting supaya dapat menjangkau tipe audiens yang tepat untuk bisnis Anda, di antaranya :

  1. Personalisasikan email marketing supaya audiens lebih tertarik dengan tawaran Anda dengan memakai ;
  • subjek yang menarik
  • sertakan nama, dan
  • tambahkan kesan personal.
  1. Segmentasikan pelanggan agar memudahkan Anda dalam mengirimkan pesan ke pelanggan yang tepat yaitu menurut :
  • demografis,
  • riwayat pembelian, dan
  • preferensi pribadi.
  1. Segmentasikan pelanggan menurut demografis, riwayat pembelian, dan preferensi pribadi. Hal ini bisa lebih mempermudah Anda dalam mengirimkan pesan penawaran ke pelanggan yang tepat.
  2. Lakukan cara ini agar membantu Anda lebih mudah menemukan pelanggan yang bisa menjadi target dan menghindari pesan Anda menjadi pesan spam bagi sebagian orang.
  3. Berikan penawaran yang lebih spesifik dan jangan bertele-tele.
  4. Berikan kemudahan untuk berhenti berlangganan.
  5. Cara lima dan enam ini sebenarnya membantu Anda lebih mudah untuk :
  • menemukan pelanggan yang bisa jadi target, dan
  • menghindari terjadinya pesan spam bagi sebagian orang.

Syarat Sukses Repeat Buying Strategy

Adakah syarat sukses lakukan strategi pembelian berulang (repeat buying strategy)? Sekarang, repeat buying strategy mungkin mulai terdengar menarik bagi Anda. Tapi, bagaimana cara menerapkannya di bisnis Anda?

1. Bangun Database Konsumen

Menurut Anda, bagaimana caranya membangun relasi dengan konsumen yang tepat dan mengirimkan pesan pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka?

Tentu saja lewat database konsumen yang detil mencakup identitas dan perilaku mereka selama mengonsumsi produk Anda. Database adalah nyawa dari strategi pembelian berulang (repeat buying strategy).

2. Pelajari Terus Menerus

Dalam strategi pembelian berulang (repeat buying strategy) memiliki database itu penting. Namun memiliki database jutaan konsumen tidak akan berarti apapun jika tidak Anda pelajari dan kelola secara berkelanjutan.

Dengan mempelajari database konsumen, Anda akan dapat gambaran besar perilaku mereka. Hingga memetakan siapa saja dari mereka yang tergolong loyal dan royal atas brand Anda.

3. Buat Otomatis dalam Sistem

Anda yakin mampu melakukan semua proses dari strategi pembelian berulang (repeat buying strategy). Mulai dari mengumpulkan database konsumen, mempelajari, hingga menindaklanjuti mereka lewat aktivitas pemasaran yang intim semuanya secara manual?

Tentu tidak, bukan?

Maka otomasi dalam sistem pemasaran bisnis Anda adalah jawabannya. Sekarang ini sudah banya teknologi yang bisa Anda manfaatkan untuk menggencarkan repeat buying strategy yang membuahkan hasil optimal bagi bisnis Anda. Ayo segera implementasikan!

Baca juga : BCG Matrix Pondasi Wajib Strategi Produk

Sekian info tentang strategi pembelian berulang (repeat buying strategy) yang bisa bisnis Anda terapkan, semoga postingan kali ini membantu Anda. Mohon postingan strategi bisnis kuliner dan bisnis lainnya ini diviralkan supaya semakin banyak yang mendapatkan manfaat.

Ternyata belajar internet itu mengasyikan, apalagi bisa punya penghasilan 20 jutaan per bulan... rasanya gimana gitu... Tapi gimana cara belajarnya?? Klik gambar di bawah untuk dapat solusinya

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Admin ada di sini untuk menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!